Konsep Logika Fuzzy
Apa itu logika fuzzy? Logika fuzzy merupakan suatu pendekatan atau alat bantu yang dapat diaplikasikan untuk permasalahan atau sistem yang komplek, nonlinier, rumit, atau ambigu, yang mana tidak mudah diselesaikan menggunakan teknik klasik.
Konsep fuzzy logics sendiri muncul pertama kali tahun 1962 oleh Zadeh, namun baru diakui tahun 1965. Dalam bahasa Indonesia fuzzy tidak memiliki padanan kata. Istilah Logika Samar tidak tepat menggambarkan konsep fuzzy, karena fuzzy bukan samar. Demikian juga Logika Kabur juga tidak tepat menggambarkan fuzzy. Kedua istilah dalam bahasa Indonesia tersebut terkait dengan ketidakjelasan pandangan.
Fuzzy adalah salah satu bentuk ketidakpastian (uncertainty), bukan ketidakjelasan. Sedangkan samar dan kabur merupakan bentuk ketidakjelasan.
Fuzzy merupakan bentuk ketidakpastian yang mempunyai ukuran (lebih tepat satuan ukuran), misaljakn jarak (meter), kecepatan (km/jam), temperatur (celcius), curah hujan (mm).
Banyak ditemui fuzzy diterapkan pada konsep ketidakpastian yang tidak mempunyai ukuran, misalkan: kecantikan, kenyamanan, kepusingan; atau tidak jelas ukurannya, dipaksakan ukurannya, misalkan dengan nilai 0-100, padahal tidak jelas maknanya.
Konsep fuzzy juga sering dipakai yang salah untuk klasifikasi/kategori yang sudah jelas, misalkan IPK >= 3.5 cumlaude, 3.25 <= IPK <3.5 sangat memuaskan, dan seterusnya.
Misalnya kalau saya memiliki IPK 3.45, IPK saya tinggi ya. Apakah ini fuzzy? Coba pikirkan apakah itu termasuk fuzzy. Jika anda masih melihat kalimat diatas adalah fuzzy. Maka konsep logika fuzzy anda masih keliru.
Fuzzy sendiri artinya seberapa benar tinggi itu?
Fuzzy sendiri digunakan karena terpaksa karena tidak dapat menggunakan non fuzzy.
Seberapa nyaman mengendarai mobil? Apakah ini fuzzy? Ini bukanlah fuzzy karena merupakan ketidakjelasan bukan ketidakpastin.
Ada beberapa hal yang penting yang perlu diperhatikan untuk menggunakan fuzzy:
- Ada dasar ukuran yang pasti dan jelas (domain jelas)
- Tidak bisa, tidak mungkin, tidak mudah mengukur karena kemungkinan tidak ada device untuk mengukur, perubahannya cepat, tidak sempat mengukur.
- Perbedaan persepsi dalam berpendapat menggunakan istilah (term), seperti panas, ngebut, dan tinggi.
Contoh fuzzy
- Tinggi gelombang ada ukurannya (meter, centimeter), namun pada saat kita melihat tanpa device, kita akan mengatakan gelombangnya rendah, tinggi, dll.
- Saat pengecekan suhu air untuk mandi bayi (celcius), kita tidak menggunakan termometer tetapi dengan tangan, akan mengatakan dingin, hangat, dst.
- Pada saat mengatakan mobil ngebut (km/jam), karena tidak punya alat deteksi kecepatan (milik kepolisian), mengatakan mobil itu kencang.
Fuzzy sendiri harus memenuhi ketiga hal yang ada diatas.
Berkomentarlah secara bijak.
EmoticonEmoticon